Seseorang yang mengidap depresi kemungkinan mengalami perubahan fisik pada otak. Karena pada dasarnya, depresi berkorelasi dengan atrofi neuron di area otak kortikal dan limbik, yang mengendalikan suasana hati dan emosi.
2. Gangguan kimia pada otak
Neurotransmitter adalah zat kimia pada otak yang terbentuk secara alami dan memiliki peran dalam terbentuknya depresi.
Perubahan atau gangguan pada keseimbangan hormon dapat memicu terjadinya depresi. Hal ini kerap terjadi selama kehamilan, serta beberapa minggu atau bulan setelah melahirkan (postpartum).
Mengalami stres, kematian orang tersayang, peristiwa yang mengecewakan (trauma), isolasi, serta kurangnya dukungan dapat menyebabkan depresi.
Beberapa jenis obat-obatan memiliki efek samping depresi. Narkoba dan alkohol juga dapat menyebabkan depresi atau memperburuknya.