Stroke:
Kerusakan otak akibat stroke dapat mempengaruhi kemampuan otak untuk mengontrol gerakan, sehingga menyebabkan tremor.
Cedera Otak Traumatis:
Cedera pada kepala dapat merusak area otak yang terlibat dalam kontrol motorik, memicu tremor.
Hipertiroidisme:
Kondisi ini terjadi ketika kelenjar tiroid terlalu aktif, menghasilkan hormon tiroid berlebih yang dapat memicu tremor.
Gagal Hati atau Ginjal:
Gangguan fungsi hati atau ginjal dapat mempengaruhi keseimbangan elektrolit dan metabolisme, yang berpotensi menyebabkan tremor.
Hipoglikemia:
Kadar gula darah rendah dapat memicu tremor sebagai respons tubuh.
Kondisi Metabolik:
Beberapa kondisi metabolik, seperti hipokalsemia (kalsium rendah) dan hipomagnesemia (magnesium rendah), juga dapat menyebabkan tremor.
Efek Samping Obat:
Beberapa obat, seperti obat asma, kemoterapi, kortikosteroid, dan obat-obatan untuk gangguan kejiwaan, dapat menyebabkan tremor sebagai efek samping.
Keracunan Logam Berat:
Paparan logam berat seperti merkuri dan timbal dapat merusak sistem saraf dan menyebabkan tremor.
Penggunaan NAPZA:
Penggunaan narkoba atau obat-obatan terlarang juga dapat menyebabkan tremor.
Kelelahan Otot: Otot yang terlalu lelah dapat bergetar sebagai respons terhadap kelelahan.
Kelebihan Kafein: Konsumsi kafein berlebihan dapat memicu tremor pada sebagian orang.
Stres dan Kecemasan: Stres dan kecemasan dapat memicu respons fisik, termasuk tremor, pada beberapa orang.
Gugup: Perasaan gugup atau cemas dapat menyebabkan tremor pada tangan atau anggota tubuh lainnya.